Senin, 02 Februari 2009

PELENCENGAN TEKNOLOGI

Beruntungkah manusia dengan aksi-aksi yang disuguhkan ilmu pengetahuan dan teknologi? Jawabnya ya. Tentu saja, karena memang ilmu pengetahuan ada dan harus bisa diadakan untuk menghasilkan berbagai macam jawaban kehidupan. Tuhan sendiri menganjurkan manusia agar senantiasa membekali diri dengan pengetahuan luas demi tertatanya kehidupan sebagai mana manusia diciptakan sebagai khalifah yang menjadi penjaga alam ini. Dengan adanya ilmu pengetahuan yang terus berkembang manusia telah dapat melakukan segala sesuatunya dengan mudah berkat teknologi sebagai hasil karya ilmu pengetahuan. Kita tahu bahwa orang-orang tua kita dulu kesusahan untuk melaksan ibadah semisal haji. Orang-orang tua kita dulu hanya bermodal keimanan dan keberanian dalam menempuh perjalanan jauh ke Makah melalui perairan, melawan terjangan ombak, badai, meniggalkan kekasih-kekasihnya yang dicintai hingga berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun. Sekarang, kita tidak akan lagi merasakan ketakutan apalagi mabuk laut. Karena zaman sudah berubah, jarak yang jauh cukup ditempuh tidak lebih dari 12 jam. Bisa kita bayangkan bagaimana misalnya jika keimanan orang-orang terdahulu kita kita miliki, ditambah dengan keberanian berkreasi orang-orang zaman sekarang ini dan kecerdasannya. Sungguh indah rasanya, tapi kapan dan mungkinkah?

Dari sepintas uraian di atas bisa kita simpulkan betapa keindahan itu sulit untuk kita dapatkan mengingat kita lebih cerdas dari orang terdahulu tapi kalah dan sangat kalah tebal keimannya dibanding mereka-mereka. Artinya apa? Artinya bahwa ilmu pengetahuan sebagai ibu teknologi seharusnya terlebih dahulu meng-inang-kan dirinya pada moral dan kekentalan religius.

Banyak kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari di setiap sudut jalanan banyak sekelompok remaja yang kerjaannya kongkow dan dengan peresapan nikmatnya dengan lantunan gitar-gitar mereka yang menurut penulis fals.

Belum lagi malam hari, di jalanan banyak dijumpai kalangan remaja putri yang menjadi kalong, bermain malam hari tanpa mengenal waktu kapan harus pulang. Dan sepertinya keadaan ini diperparah lagi dengan sikap orang tua yang acuh tak acuh, kurang tegas dalam menyikapi tingkah anak-anaknya. Indikasi ini menunjukkan bahwa kita telah terlena oleh pemanjaan teknologi. Musik bukan lagi sebagai sekadar hiburan pribadi, lebih dari itu, musik sudah benar-benar menjamur ditelinga dan pikiran para remaja juga orang dewasa, menimpang dan menghilangkan gema-gema ayat-ayat al-Quran yang sebenarnya lebih menyejukkan. Keadaan ini diperparah lagi dengan keikut sertaan para orang tua yang membebaskan anaknya memilih jalan kehidupannya sendiri tanpa membekali sang anak dengan nilai-nilai moral.

Selain itu teknologi ikut juga mempengaruhi kegiatan-kegiatan tanpa makna para remaja. Pengusaha cellular misalnya, baik Indosat, Telkomsel dan lain-lainnya, begitu banyak promosi-promosi ngobrol gratis (free talk) yang jadwalnya di sekitar malam hari. Ini tentu saja dimanfaatkan oleh para remaja yang secara psikologis memang senang bergaul, menambah kawan sebanyak-banyaknya. Akibatnya, para remaja benar-benar menjadi kalong sejati, bergadang, dan berimbas kelelahan disebabkan rasa kantuk di siang hari. Lalu, kapan ada waktu bekerja dan belajar dengan kesiapan jasmani yang sehat?! Bayangkan, jika satu daerah para remaja bergadang, bagaimana jika dua daerah? Bagaimana pula jika seperti itu berlangsung dalam setiap daerah di Negara ini?! Tidak bisa kita bayangkan berapa banyak pelajar dan pekerja ulet kita yang terancam rasa kantuk di sekolah dan di tempatnya mencari kehidupan? Ilmu pengetahuan dan teknologi sebenarnya merupakan salah satu jalan yang Tuhan berikan untuk keberlangsungan kita para manusia sebagai khalifah di bumi dalam mengelola alam dan menata kehidupan. Dikatakan berhasil mungkin cukup dikatakan berhasil, melihat sudah banyak sekali terlihat manusia-manusia cerdas berpengetahuan luas, tapi itu percuma jika tidak berlandaskan nilai moral dan akhlak al-karimah, melihat banyak pula dampak-dampak negatif yang bermunculan dari mereka manusia-manusia brilian. Dengan kata lain, ilmu pengetahuan harus selalu berdampingan dengan nilai keimanan demi menjaga fungsi asli ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai penjawab permasalahan kehidupan agar tidak malah menjadi sumber permasalahan dan menyampingkan nilai-nilai kemanusiaan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar