Senin, 30 Mei 2011

PEMABUK TERMINAL

Dua hari yang lalu....

Pemabuk yang tak asing kulihat di sebuah terminal

Seperti biasanya ia lunglai dalam keadaan mabuk

Yang berbeda adalah biasanya ia mengoceh mebuat para penumpang takut

Tapi kali ini ia hanya tertatih lunglai di pelataran

Matanya merah dengan pipi mengkerut

Dirabanya pagar besi untuk berpegangan

Dia goncangkan pagar yang tak lagi kekar itu

dengan sisa tenaganya dan menangis.....

Aku hanya mengintip dari jendela kusam

semakin keras tangisnya, semakin berdentang pagarnya

Telapak tangannya ia taruh di dada seperti halnya penyair pilu ditinggal mati sang kekasih

Atau seolah penyanyi yang hendak membawa penonton pada suasana hatinya

Dalam hati kubertanya

Si pemabuk ini....apa gerangan yang terjadi?

Jalan seperti apa yang membawanya pada pelarian tanpa belas kasih?

Mungkin juga....ia korban perihnya penghianatan

Entahlah...

Yang kutahu ia terlalu jauh menambah beban atas beban

Kudoakan, ada tangan Tuhan mengangkat wajahnya

Dan membuka mata untuk melihat dunia nyata.