Selasa, 23 November 2010

MERAH PUTIH UNTUKMU

Terus terang, masih ada aroma nafasmu di sini
Berterbangan mengelilingi alur-alur urat nadi
Dulu seperti itu, kini pun demikian
Perbedaannya hanya ingin kulupakan

Terang terus, rupanya mimpi itu bersinar di mimpi
Ditiup angin hitam tak juga ia pergi
Dasar nakal, kubawakan saja vacuum cleaner
Tapi nyawa tak mungkin ku barter

Terang-terangan aku hadapi kau dengan perang
Terus-terusan kan kuperangi kau walau arusnya berlawanan
Aku telah siapkan untuk kepalaku kain merah
Juga kain putih untuk jasadku jika ternyata kalah

Terus terang, melawanmu yang jadi hantu adalah pilihan terbaik
Untuk aku hidup lanjutkan sisa-sisa inspirasi agar tak picik

Menang atau kalah bagiku tetaplah menang.
MERDEKA!!!!

Selasa, 02 November 2010

MAAF, SEKARANG PERGILAH !!!

Masih terasa kegilaanku dulu padamu

Bahkan kadang aku takut walau sekedar mengingatnya

Takut cerita lama itu mengusik kaki tanganku

Dan hancurkan lagi jalan yang mulai kujajaki


Cinta tak selamanya harus memiliki

Benar, walau sebenarnya lebih besar aku sangkal

Tak perduli lagi tentang benar atau salah

Sudah sepatutnya cinta musnah saat ku nyata tak milikimu


Tidaklah kejam kiranya hancurkan wajahmu yang manis

Yang dengan tanpa itu tak mungkin sampai saat ini

Kau bisa simpulkan senyum sabit dan

Aku dapat seka tumpahan air mata


Buta, sangat dan benar-benar aku buta karenamu

Tapi aku bersyukur itu sekedar masa lalu

Kini aku telah memegang lilin yang kusimpan dalam hati

Perlahan, ia akan terangi ruang rongga nafasku

Seiring musnahnya engkau yang kini tak kuberi arti.